
Nikreuh: Langkah Kecil yang Tidak Pernah Berhenti
Dalam kehidupan masyarakat Sunda, ada banyak kata yang bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai dan pandangan hidup. Salah satu kata yang memiliki kedalaman makna semacam itu adalah “nikreuh”. Kata ini tidak hanya menggambarkan kondisi atau perasaan sesaat, tetapi juga mewakili sikap dan semangat seseorang dalam menjalani hidup—khususnya saat menghadapi tantangan.
Apa Itu “Nikreuh”?
Dalam konteks budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda, nikreuh menggambarkan sebuah kondisi ketika seseorang terus melangkah, walaupun dengan langkah yang lambat dan berat, karena tubuh dan pikiran sedang lelah. Namun, ia tidak berhenti, karena dalam dirinya masih ada kemauan, niat, dan kesadaran bahwa perjalanan belum selesai.
Nikreuh adalah bentuk keikhlasan dalam perjuangan. Ini bukan tentang semangat membara yang menggebu-gebu, tetapi tentang kesanggupan untuk terus maju walau hanya sedikit demi sedikit.
Makna Filosofis dari Nikreuh
- Ketekunan dalam Kesederhanaan Nikreuh bukan tentang kemenangan besar atau keberhasilan instan. Ia adalah simbol dari ketekunan diam-diam, yang seringkali tidak terlihat oleh orang lain. Orang yang nikreuh tetap bergerak, bukan karena ingin dilihat, tapi karena tahu bahwa diam bukanlah pilihan.
- Kejujuran terhadap Diri Sendiri Saat seseorang mengatakan, “abdi nikreuh”, itu bukan pengakuan akan kelemahan, tapi justru pengakuan akan keberanian untuk terus bertahan. Ia tahu dirinya lelah, tetapi ia jujur untuk tetap berusaha, semampunya.
- Kesadaran akan Proses Dalam dunia yang serba cepat dan kompetitif, nikreuh hadir sebagai pengingat bahwa proses itu penting. Tidak semua orang bisa melaju kencang setiap saat. Kadang, hidup harus dijalani dengan perlahan, dengan hati-hati, dan tetap penuh makna.
- Ketabahan Emosional Nikreuh bukan hanya soal tenaga fisik. Ia juga menyiratkan kekuatan mental dan emosi, terutama ketika seseorang harus menghadapi hari-hari yang berat tanpa banyak dukungan. Dalam nikreuh, ada keberanian untuk tetap berdiri tegak meski hati sedang berkabut.
Contoh Penggunaan Nikreuh dalam Kehidupan
- Pelajar yang Setia ke Sekolah “Unggal isuk abdi nikreuh ka sakola. Sanajan jauh jeung cape, abdi tetep leumpang.”
Seorang siswa yang setiap hari berjalan ke sekolah mungkin merasa lelah, tapi ia tidak berhenti. Nikreuh menjadi wujud dari kesetiaannya terhadap pendidikan dan masa depan. - Orang Tua yang Mencari Nafkah “Sanajan awak kacapean, abdi nikreuh angkat ka sawah pikeun murangkalih.”
Petani yang tetap ke ladang meskipun tubuhnya letih, karena di hatinya ada tanggung jawab dan cinta untuk keluarganya. - Seseorang yang Berjuang Melawan Diri Sendiri “Dina haté aya galau, tapi abdi nikreuh neruskeun hirup.”
Bahkan saat batin berkecamuk, seseorang yang nikreuh tetap melanjutkan hidup, karena percaya bahwa badai pasti berlalu.
Nikreuh dalam Seni dan Sastra Sunda
Dalam karya sastra Sunda—baik dalam puisi, wawacan, atau carita pondok—konsep nikreuh sering muncul sebagai bentuk narasi ketabahan. Karakter-karakter dalam carita rakyat Sunda banyak yang digambarkan sebagai sosok yang nikreuh: melawan keterbatasan hidup, mengayuh nasib dengan doa dan usaha, tanpa banyak bicara.
Contoh:
- Dalam lagu-lagu pop Sunda atau tembang Cianjuran, sering muncul lirik-lirik yang mengisyaratkan keletihan hidup, tetapi dibalut dengan ketabahan. Kata nikreuh bisa hadir secara eksplisit maupun implisit sebagai simbol ketahanan batin.
Nikreuh dan Budaya Ketahanan Masyarakat Sunda
Masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat agraris yang lekat dengan alam. Dalam setiap musim, mereka diajarkan untuk beradaptasi, bersabar, dan tidak menyerah. Di sinilah nilai nikreuh menjadi bagian dari budaya ketahanan:
- Saat kemarau panjang, petani tetap menabur benih dengan harapan.
- Saat panen gagal, mereka tetap menanam ulang musim depan.
- Saat beban hidup berat, mereka tidak mengeluh keras, tapi terus melangkah.
Kesimpulan: Nikreuh adalah Cermin dari Hati yang Kuat
Nikreuh bukan sekadar kata, tetapi cerminan dari semangat manusia yang tidak mau menyerah meski tertatih. Ia mengajarkan kita untuk menghargai setiap langkah, sekecil apa pun itu, karena yang terpenting adalah tetap melangkah.
Di tengah dunia yang penuh tekanan, nikreuh adalah bentuk perlawanan lembut terhadap keputusasaan. Ia mengajak kita untuk bersabar, bertahan, dan terus berusaha, bukan untuk menjadi sempurna, tetapi untuk tetap hidup dengan penuh makna.
Tentang Machidolia Bookstore
Sebagai bagian dari semangat untuk merawat bahasa dan budaya lokal, Machidolia Bookstore mendukung literasi yang berakar pada kearifan lokal. Artikel ini adalah bagian dari upaya kami untuk memperkenalkan kata-kata indah dalam bahasa Sunda yang menyimpan filosofi kehidupan yang dalam. Mari terus belajar dan menjaga bahasa ibu kita.