رَبَّنَا إِنَّنَا ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (ق.س. ال عمران : ١٦)
“Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan jagalah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali Imran [3]: 16)
Hati manusia selalu dihiasi rasa ingin mendapatkan kesenangan dunia. Kesenangan dunia itu berupa cinta terhadap wanita-wanita yang menarik, anak cucu yang sehat dan lucu, emas perak yang berlimpah, kendaraan yang siap pakai, rumah yang mewah, ternak yang banyak, dan tanah yang luas.
Untuk mendapatkan kesenangan tersebut banyak cara yang dilakukan manusia. Kadang-kadang ia tidak menghiraukan hukum yang berlaku, demikian juga tidak memandang halal dan haramnya. Ia lebih mementingkan kesenangan dunia daripada akhirat.
Hidupnya hanya untuk bersenang-senang dan memuaskan nafsu. Ia bangga dengan keluarga dan kekayaannya. Ia sombong dengan pangkat dan kedudukannya. Ia lupa, bahwa hidup bukan hanya di dunia, melainkan masih ada kehidupan yang lebih kekal “Kehidupan dunia ini tiada lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS. al-Hadid [57]: 20).
Firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan anak-anakmu melupakan kamu untuk berdzikir kepada Allah. Barang siapa yang berbuat demikian, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang rugi” (QS. al-Munafiqun [63]: 9).
“Inginkah aku kabarkan kepadamu yang lebih baik daripada kesenangan dunia? Yaitu surga bagi orang-orang yang bertaqwa disisi Tuhan mereka, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Di dalamnya disediakan pasngan- pasangan hidup yang disucikan dan mereka akan mendapatkan keridlaan Allah. Dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”
“Merekalah yang berdo’a, ‘Rabbana, Sesungguhnya kami telah beriman, sebab itu ampunilah dosa-dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka. Mereka adalah orang-orang yang sabar, benar. ta’at, berinfaq, dan yang istighfar pada waktu-waktu sahur”. (QS. Ali Imran [3]: 15-17).
Memang demikian sifat orang-orang yang taqwa. Mereka selalu merasa berdosa. Karena itu mereka tidak henti-hentinya mohon ampunan Allah SWT diiringi ibadah setiap saat. Sedangkan orang- orang yang durhaka, mereka merasa bahwa hidup di dunia kekal, sehingga lupa akhirat dan bersenang-senang mengikuti Hawa nafsunya.
Dikutip dari Buku Percikan Do’a Karangan M. Rahmat Najieb