Posted on Leave a comment

Keesaan Allah SWT

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi:

Bani Adam (manusia) telah mencela Aku, padahal tidak selayaknya ia mencela Daku. Ia telah menuduh bahwa Aku berdusta, padahal sebenarnya tidak sepantasnya ia menuduh-Ku demikian. Adapun celaannya kepada-Ku ialah ucapannya bahwa Aku mempunyai anak, padahal Akulah Allah yang Maha Esa tumpuan harapan sekalian. Aku tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Bagi-Ku tiada tolok bandingan sesuatu pun.

Adapun tuduhannya bahwa Aku berdusta, dengan menyatakan bahwa Allah tidak akan dapat dan tidak akan bisa mengembalikan dirinya sebagaimana Allah menciptakan dirinya pertama kali. Padahal menciptakan yang pertama tidak lebih mudah daripada mengulanginya.

(HQR Ahmad, Nasai dan Bukhari yang bersumber dari Abu Hurairah)

Sebagian keturunan Adam (manusia) yang sangat sesat, berani menyerang Allah swt. dengan tuduhan Allah mempunyai

anak, yang artinya beristeri. Padahal Maha Suci Allah dari beristeri atau mempunyai anak, sebagaimana telah diterangkan dalam suratul-Ikhlas. Dalam ayat lainnya disebutkan sebagai berikut:

Katakanlah wahai Muhammad: “Telah diwahyukan ke padaku bahwa sekelompok jin telah mendengarkan (Quran ini), lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengar Quran yang ajaib, yang menuntun ke jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya, dan kami tidak akan persekutukan Rab kami dengan seorang pun. Sesungguhnya Maha Tinggi Kebesaran Rab kami, tiadalah Dia mempersunting isteri dan tiada pula mempunyai anak. (Q.S. 72 Jin: 1-3)

Di antara manusia ini terdapat pula yang sesat, yang tiada percaya akan adanya ba’ats (hari kebangkitan). Artinya mereka tidak percaya akan adanya hari akhirat, padahal Allah Maha Kuasa menciptakan makhluk pertama tanpa contoh, pola ataupun cetakan, pasti kuasa pula mengembalikannya sebagaimana semula; dari tidak ada menjadi ada, lalu menjadi tidak ada dan kemudian menjadi ada kembali. Malah menurut gambaran dan khayalan kita, mengembalikan itu mudah dan lebih gampang daripada memulai tanpa contoh.

Berkenaan dengan ini Allah swt. telah berfirman:

Sesungguhnya segala hal apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanyalah menyatakan kepadanya “Jadilah” maka ia pun tercipta. (Q.S. 36 Yasin: 82)

Mengenai pengembalian dan pembangkitan kembali setelah mati, Allah berfirman dalam al-Quran sebagai berikut:

Dan Dialah Yang menciptakan makhluk (sejak pertama tanpa pola), kemudian Dia mengembalikannya (meng hidupkan kembali) dan hal itu lebih mudah bagi-Nya. (Q.S. 30 Rum: 27)

Sebagaimana Dia menciptakan kalian pertama kali, begitu pula kalian kembali. (Q.S. 7 al-A’raf: 29)

Daripadanya (bumi) kalian Kami ciptakan, dan kepadanya kalian Kami kembalikan dan daripadanya pula kalian Kami keluarkan sekali lagi. (Q.S. 20 Thaha: 55)

Sebagaimana telah Kami ciptakan pertama kali, demikian juga Kami dapat mengulanginya kembali. Itulah janji Kami, sungguh Kami pasti lakukan. (Q.S. 21 al-Anbiya: 104)

Dialah yang menciptakan (makhluk) yang pertama kali dan Dia pula yang mengembalikannya. (Q.S. 85 al-Buruj: 13)

Mereka akan mengatakan: “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah: “(Dialah Allah) Yang telah menciptakan kalian pertama kali”. (Q.S. 17 al-Isra.: 51)

Dan (manusia) membuat perumpamaan bagi Kami (seperti dirinya) serta lupa akan kejadiannya yang pertama kali lalu berkata: “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang- belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Yang akan menghidupkannya ialah Allah yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia mengetahui segala ciptaan. (QS. 36 Yasin: 78-79)

Sumber : Buku Hadits Qudsi Karangan K.H.M Ali Usman , H.A.A Dahlan dan Prof Dr. H.M.D Dahlan. CV Penerbit Dipenegoro

Tinggalkan Balasan