Buku Akuntabilitas Birokrasi di Indonesia – Bambang Sudaryana – BW

Rp159.000

Buku Akuntabilitas Birokrasi di Indonesia
Penulis : Dr. Bambang Sudaryana, M.Si.
viii, 299 hlm.; Uk:15.5×23 cm
ISBN 978-602-401-676-0
Cetakan Desember 2016.
Isi : Hitam Putih

Sikap heroik masih terlihat di wajah birokrasi Indonesia saat itu, Bapakisme menjadi trend yang terus berkembang dalam suasana serba kesederhanaan, namun ethos membangun rasa cinta nasionalisme yang tinggi selalu menggelora, Merdeka Bung. Budaya birokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai norma-norma yang mempengaruhi sikap dan perilaku partisipan dalam sebuah sistem birokrasi. Rohdewohld (1995) menulis bahwa budaya organisasi itu dapat diartikan sebagai: The set of values, attitudes, norms, shared beliefs and mental orientations that shape and determine the behavior and expectations of the members of that organization. Sistem nilai dan norma-norma apakah yang telah membentuk wajah birokrasi kita?

Banyak yang berpendapat bahwa wajah birokrasi Indonesia masih kental dipengaruhi oleh sistem nilai tradisi Jawa sebagaimana yang sering tampak dalam retorika politik para pejabat, proses pembuatan keputusan, hubungan dan komunikasi atasan-bawahan yang bercorak hubungan patron dan klien, mengandalkan loyalitas bawahan yang tinggi dan berbagai macam ritualisme administrative yang berlebihan. Selain itu juga ciri-ciri birokrasi seperti: lebih banyak berorioentasi ke atas, mengkultuskan pribadi pemimpin, kuatnya kesadaran akan prestise dan status yang melebihi prestasi, sikap untuk selalu menjaga harmoni dan menghindari konflik, telah mengakibatkan birokrasi kita menjadi tertutup dan kurang memberi ruang gerak bagi pendapat yang berbeda (lihat misalnya dalam Moeljarto, 1989). Pelestarian nilai-nilai tradisi budaya aristokrads tersebut di atas telah mempersubur munculnya budaya keluarga besar yang cenderung mendomestifikasikan nilai-nilai yang sebenamya bersifat self righteouseness yang tentu saja sangat merugikan bagi Keluarga kecil atau keluarga-lain.

Deskripsi

Buku Akuntabilitas Birokrasi di Indonesia
Penulis : Dr. Bambang Sudaryana, M.Si.
viii, 299 hlm.; Uk:15.5×23 cm
ISBN 978-602-401-676-0
Cetakan Desember 2016.
Isi : Hitam Putih

Sikap heroik masih terlihat di wajah birokrasi Indonesia saat itu, Bapakisme menjadi trend yang terus berkembang dalam suasana serba kesederhanaan, namun ethos membangun rasa cinta nasionalisme yang tinggi selalu menggelora, Merdeka Bung. Budaya birokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai norma-norma yang mempengaruhi sikap dan perilaku partisipan dalam sebuah sistem birokrasi. Rohdewohld (1995) menulis bahwa budaya organisasi itu dapat diartikan sebagai: The set of values, attitudes, norms, shared beliefs and mental orientations that shape and determine the behavior and expectations of the members of that organization. Sistem nilai dan norma-norma apakah yang telah membentuk wajah birokrasi kita?

Banyak yang berpendapat bahwa wajah birokrasi Indonesia masih kental dipengaruhi oleh sistem nilai tradisi Jawa sebagaimana yang sering tampak dalam retorika politik para pejabat, proses pembuatan keputusan, hubungan dan komunikasi atasan-bawahan yang bercorak hubungan patron dan klien, mengandalkan loyalitas bawahan yang tinggi dan berbagai macam ritualisme administrative yang berlebihan. Selain itu juga ciri-ciri birokrasi seperti: lebih banyak berorioentasi ke atas, mengkultuskan pribadi pemimpin, kuatnya kesadaran akan prestise dan status yang melebihi prestasi, sikap untuk selalu menjaga harmoni dan menghindari konflik, telah mengakibatkan birokrasi kita menjadi tertutup dan kurang memberi ruang gerak bagi pendapat yang berbeda (lihat misalnya dalam Moeljarto, 1989). Pelestarian nilai-nilai tradisi budaya aristokrads tersebut di atas telah mempersubur munculnya budaya keluarga besar yang cenderung mendomestifikasikan nilai-nilai yang sebenamya bersifat self righteouseness yang tentu saja sangat merugikan bagi Keluarga kecil atau keluarga-lain.

Ulasan

Belum ada ulasan.

Hanya pelanggan yang sudah login dan telah membeli produk ini yang dapat memberikan ulasan.