
Sejarah dan Perkembangan Font Times New Roman dalam Dunia Komputer
Oleh : ChatGPT
Pendahuluan
Dalam dunia percetakan dan pengolahan kata, Times New Roman adalah salah satu font paling dikenal dan sering digunakan. Font ini memiliki sejarah panjang yang bermula dari kebutuhan surat kabar akan huruf yang lebih mudah dibaca dan efisien dalam penggunaan ruang. Seiring perkembangan teknologi, Times New Roman menjadi standar dalam banyak sistem operasi dan perangkat lunak pengolah kata, termasuk dalam era transisi dari program berbasis teks seperti WordStar menuju sistem yang lebih modern.
Namun, sebelum font ini menjadi dominan di komputer, Times New Roman telah digunakan secara luas dalam dunia percetakan profesional, terutama pada 1980-an, ketika industri mulai beralih dari teknik fotocomposition ke teknologi digital.
Asal Usul Times New Roman
Times New Roman pertama kali diciptakan pada 3 Oktober 1932 oleh Stanley Morison, seorang desainer tipografi dari Monotype, bersama ilustrator Victor Lardent. Font ini dikembangkan untuk The Times, sebuah surat kabar di London, dengan tujuan meningkatkan keterbacaan sekaligus menghemat ruang cetak. Setelah diperkenalkan, Times New Roman menjadi salah satu font paling banyak digunakan dalam dunia penerbitan dan percetakan.
Percetakan dan Times New Roman di Era 1980-an
Pada 1980-an, industri percetakan mengalami perubahan besar dengan munculnya teknologi fototypesetting dan desktop publishing. Beberapa hal penting yang terjadi dalam dunia percetakan terkait Times New Roman di era ini adalah:
- Teknologi Fotocomposition (Fototypesetting)
- Sebelum era komputer pribadi, industri percetakan menggunakan mesin fototypesetting, seperti Linotype dan Monotype, yang memungkinkan penggunaan font proporsional seperti Times New Roman.
- Font ini sering digunakan dalam buku, majalah, dan surat kabar karena keterbacaan yang baik dalam teks panjang.
- Munculnya PostScript (1985) dan Desktop Publishing
- Pada 1985, Adobe memperkenalkan PostScript, sebuah bahasa pemrograman untuk mencetak teks dan grafik berkualitas tinggi.
- Dengan PostScript, Times New Roman mulai tersedia dalam format digital untuk printer laser seperti Apple LaserWriter, yang digunakan oleh para desainer dan editor dalam desktop publishing.
- Teknologi ini mempermudah perusahaan percetakan dalam menyusun tata letak buku dan dokumen, mempercepat proses produksi dibandingkan metode manual sebelumnya.
- Transisi dari Mesin Ketik ke Komputer
- Di era 1980-an, masih banyak dokumen yang diketik menggunakan mesin ketik IBM Selectric, yang memiliki bola huruf (typeball) dengan berbagai font, termasuk Times New Roman.
- Namun, dengan berkembangnya pengolah kata berbasis komputer seperti WordStar, penggunaan font dalam dokumen mulai beralih dari mesin ketik ke printer komputer.
- Meski WordStar sendiri tidak mendukung font proporsional di layar, dokumen yang dibuat dengan WordStar bisa dicetak dalam font Times New Roman jika printer mendukungnya.
WordStar dan Dunia Pengolah Kata Awal
Sebelum pengolah kata modern seperti Microsoft Word mendominasi, WordStar adalah salah satu perangkat lunak pengolah kata paling populer pada akhir 1970-an hingga awal 1990-an. WordStar pertama kali dirilis pada 1978 untuk sistem operasi CP/M dan kemudian diadaptasi untuk MS-DOS.
Namun, WordStar tidak mendukung font proporsional seperti Times New Roman. Program ini menggunakan tampilan berbasis teks dengan font monospasi seperti Courier, karena pada masa itu layar komputer tidak mendukung tampilan font yang lebih kompleks.
Di era WordStar, pilihan font lebih bergantung pada printer dibandingkan tampilan di layar. Jika pengguna memiliki printer yang mendukung font proporsional seperti Times New Roman, teks bisa dicetak dengan font tersebut, tetapi di layar tetap menggunakan font monospasi.
Times New Roman di Era Komputer
1990-an: Font Standar di Windows dan Microsoft Word
Perubahan besar terjadi ketika Microsoft Word 6.0 (1992) dan Windows 3.1 menjadikan Times New Roman sebagai font default. Dengan semakin meluasnya penggunaan komputer pribadi berbasis grafis, Times New Roman menggantikan font monospasi sebagai pilihan utama dalam pembuatan dokumen, laporan, dan karya akademik.
Sejak saat itu, WordStar mulai ditinggalkan karena pengolah kata berbasis antarmuka grafis seperti Microsoft Word lebih fleksibel dalam hal pemilihan font dan tata letak dokumen.
Peran Times New Roman dalam Dunia Modern
Hingga saat ini, Times New Roman masih menjadi salah satu font yang paling banyak digunakan, terutama dalam bidang akademik, perkantoran, dan percetakan. Beberapa alasan utama di balik popularitasnya antara lain:
- Keterbacaan yang tinggi – Desain font ini memudahkan pembaca untuk memahami teks dalam jumlah besar.
- Efisiensi ruang – Dibandingkan dengan font lain, Times New Roman memungkinkan lebih banyak kata dimuat dalam satu halaman tanpa mengurangi keterbacaan.
- Standarisasi global – Banyak institusi pendidikan dan perusahaan menjadikan Times New Roman sebagai font wajib dalam dokumen resmi.
Kesimpulan
Dari sebuah inovasi dalam industri surat kabar, Times New Roman telah berkembang menjadi salah satu font paling dominan dalam dunia digital. Namun, sebelum font ini menjadi standar dalam pengolah kata modern, ada era di mana perangkat lunak seperti WordStar masih mendominasi dengan font monospasi seperti Courier.
Pada 1980-an, Times New Roman sudah banyak digunakan dalam industri percetakan melalui teknologi fototypesetting dan PostScript, yang memungkinkan pencetakan berkualitas tinggi di printer laser. Namun, penggunaan font ini dalam komputer pribadi baru benar-benar meluas ketika Microsoft Word menjadikannya sebagai font default pada 1990-an.
Perkembangan teknologi akhirnya membawa perubahan besar, di mana pengolah kata berbasis GUI (Graphical User Interface) seperti Microsoft Word menggantikan WordStar, sekaligus menjadikan Times New Roman sebagai pilihan utama dalam dunia digital hingga saat ini.