Buku Darul Ahdi Wa Syahadah Tafsir Pancasila Menurut Muhammadiyah

Rp85.000

Buku Darul ‘Ahdi Wa Syahadah Tafsir Pancasila Menurut Muhammadiyah
Penulis; Yusron
Ukuran : x, 274 hlm, Uk: 13×19 cm
ISBN : 978-623-02-0683-2
Cetakan Pertama : Februari 2020
Sinopsis:
Kontestasi dominasi tafsir Pancasila adalah hal serius karena tingkat kemajemukan anak bangsa Indonesia sangat tinggi dan masing-masing kelompok anak bangsa mempunyai pandangan tersendiri terhadap Pancasila. Terlebih sistem politik pascareformasi1 memungkinkan untuk itu. Pascareformasi menghadirkan demokrasi liberal yang memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai paham pemikiran dan berdiaspora.2 Iklim demokrasi sebagai buah reformasi dimanfaatkan untuk menumbuhkan dan membangkitkan kembali pemikiran-pemikiran dengan berbagai penekanan sesuai disiplin ilmu, kepentingan dan vested interest masing-masing menjadi khazanah sudut pandang dalam memaknai dan menafsirkan Pancasila. Selama ini negara memegang dominasi, monopoli dan hegemoni dalam menafsirkan Pancasila. Seakan-akan negaralah penafsir tunggal kebenaran. Selain negara tidak boleh, tidak berwenang atau tidak mampu menafsirkan Pancasila. Muhammadiyah menolak dominasi, monopoli dan hegemoni tafsir Pancasila oleh negara, seperti yang dilakukan Orde Lama dan Orde Baru.

Description

Buku Darul ‘Ahdi Wa Syahadah Tafsir Pancasila Menurut Muhammadiyah
Penulis; Yusron
Ukuran : x, 274 hlm, Uk: 13×19 cm
ISBN : 978-623-02-0683-2
Cetakan Pertama : Februari 2020
Sinopsis:
Kontestasi dominasi tafsir Pancasila adalah hal serius karena tingkat kemajemukan anak bangsa Indonesia sangat tinggi dan masing-masing kelompok anak bangsa mempunyai pandangan tersendiri terhadap Pancasila. Terlebih sistem politik pascareformasi1 memungkinkan untuk itu. Pascareformasi menghadirkan demokrasi liberal yang memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai paham pemikiran dan berdiaspora.2 Iklim demokrasi sebagai buah reformasi dimanfaatkan untuk menumbuhkan dan membangkitkan kembali pemikiran-pemikiran dengan berbagai penekanan sesuai disiplin ilmu, kepentingan dan vested interest masing-masing menjadi khazanah sudut pandang dalam memaknai dan menafsirkan Pancasila. Selama ini negara memegang dominasi, monopoli dan hegemoni dalam menafsirkan Pancasila. Seakan-akan negaralah penafsir tunggal kebenaran. Selain negara tidak boleh, tidak berwenang atau tidak mampu menafsirkan Pancasila. Muhammadiyah menolak dominasi, monopoli dan hegemoni tafsir Pancasila oleh negara, seperti yang dilakukan Orde Lama dan Orde Baru.

Reviews

There are no reviews yet.

Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.