Deepublish Buku Ormas dan Partai Politik Islam di Indonesia

Rp267.000

Buku Ormas dan Partai Politik Islam di Indonesia

Penulis: Drs. H. Syukri Umar
ISBN: 978-623-02-4727-9
Ukuran: xvi, 356 hlm, 17,525 cm
Tahun Terbit 2022
Penerbit Deepublish

Di era Orde Baru, terjadi fusi partai. Partai Islam menjadi satu yaitu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai nasional menjadi satu yaitu, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan satu Golongan Karya (Golkar). Pemerintahan Orde Baru tetap melaksanakan pemilihan umum, lima tahun sekali, sesuai dengan jadwal. Golkar tetap berada di urutan pertama, PPP di urutan kedua dan PDI di urutan ketiga.
Pada era reformasi, terjadilah perubahan politik dan kekuasaan di Indonesia. Pemerintahan Orde Lama Soekarno, memerintah dengan otoriter, dan terjadilah pelanggaran undang-undang, berpengaruh juga terhadap jalannya demokrasi dan partai politik. Satu partai Islam yang berpengaruh Masyumi dibubarkan, karena tokoh-tokohnya, terlibat dalam pemberontakan, dan dipenjarakan. Pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto, menerapkan sistem pemerintahan sentralistis yang militeristis. Termasuk kekuasaan di bidang politik/pemerintahan. Pemerintahan Reformasi, melakukan perubahan, dengan membuka kran demokrasi dan lahirnya partai politik baru, di samping yang lama. Muncullah banyak partai, baik nasional, maupun partai Islam. Perolehan suara (pemenang) tetap dikuasai oleh partai nasional. Bahkan partai Islam menurun bila dibandingkan pada masa Orde Baru dan orde Lama.
Berbagai isu, seperti, isu pemerintahan khilafah, isu paham radikalisme dan PKI bangkit lagi. Jauh sebelumnya, pendiri dan pejuang NKRI, sudah bersatu menetapkan bahwa Pancasila dan UUD 1945, sebagai Dasar Negara dan UUD Negara, tidak bisa diubah lagi. Dan ormas serta organisasi politik, berperan dalam membela NKRI.

Kategori:

Deskripsi

Buku Ormas dan Partai Politik Islam di Indonesia

Penulis: Drs. H. Syukri Umar
ISBN: 978-623-02-4727-9
Ukuran: xvi, 356 hlm, 17,525 cm
Tahun Terbit 2022
Penerbit Deepublish

Di era Orde Baru, terjadi fusi partai. Partai Islam menjadi satu yaitu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai nasional menjadi satu yaitu, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan satu Golongan Karya (Golkar). Pemerintahan Orde Baru tetap melaksanakan pemilihan umum, lima tahun sekali, sesuai dengan jadwal. Golkar tetap berada di urutan pertama, PPP di urutan kedua dan PDI di urutan ketiga.
Pada era reformasi, terjadilah perubahan politik dan kekuasaan di Indonesia. Pemerintahan Orde Lama Soekarno, memerintah dengan otoriter, dan terjadilah pelanggaran undang-undang, berpengaruh juga terhadap jalannya demokrasi dan partai politik. Satu partai Islam yang berpengaruh Masyumi dibubarkan, karena tokoh-tokohnya, terlibat dalam pemberontakan, dan dipenjarakan. Pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto, menerapkan sistem pemerintahan sentralistis yang militeristis. Termasuk kekuasaan di bidang politik/pemerintahan. Pemerintahan Reformasi, melakukan perubahan, dengan membuka kran demokrasi dan lahirnya partai politik baru, di samping yang lama. Muncullah banyak partai, baik nasional, maupun partai Islam. Perolehan suara (pemenang) tetap dikuasai oleh partai nasional. Bahkan partai Islam menurun bila dibandingkan pada masa Orde Baru dan orde Lama.
Berbagai isu, seperti, isu pemerintahan khilafah, isu paham radikalisme dan PKI bangkit lagi. Jauh sebelumnya, pendiri dan pejuang NKRI, sudah bersatu menetapkan bahwa Pancasila dan UUD 1945, sebagai Dasar Negara dan UUD Negara, tidak bisa diubah lagi. Dan ormas serta organisasi politik, berperan dalam membela NKRI.

Ulasan

Belum ada ulasan.

Hanya pelanggan yang sudah login dan telah membeli produk ini yang dapat memberikan ulasan.