Buku Keterampilan Pers dan Jurnalistik Berwawasan Jender – Tahrun dkk

Rp97.900

Keterampilan Pers dan Jurnalistik Berwawasan Jender
Penulis: Tahrun dkk
ISBN: 978-602-401-197-0
Tahun: Feb-16
Tebal: viii, 150 hlm

SINOPSIS

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya. Bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain akan terisolasi. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang pada kehilangan keseimbangan jiwa. Menurut Everest Kleinjan dari East West Center Hawai (dalam Cangara, 2003: 1), komunikasi merupakan bagian kekal dalam kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi.

Beberapa pakar juga menilai bahwa komunikasi adalah kebutuhan yang fundamental bagi seseorang dalam bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebut komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tak dapat dipisahkan. Tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud di sini menunjuk pada suatu hasil atau akibat yang diinginkan oleh pelaku komunikasi.

Secara umum akibat atau hasil komukasi ini dapat mencakup tiga aspek sebagai berikut.
1. Aspek kognitif, menyangkut kesadaran dan pengetahuan. Misalnya menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu dan kenal.2. Aspek afektif, menyangkut sikap atau perasaan/emosi. Misalnya sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan menyukai.3. Aspek konatif, menyangkut perilaku/tindakan. Misalnya berbuat seperti apa yang disarankan atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang disarankan (menentang).

Description

Keterampilan Pers dan Jurnalistik Berwawasan Jender
Penulis: Tahrun dkk
ISBN: 978-602-401-197-0
Tahun: Feb-16
Tebal: viii, 150 hlm

SINOPSIS

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya. Bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain akan terisolasi. Pengaruh keterisolasian ini akan menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya membawa orang pada kehilangan keseimbangan jiwa. Menurut Everest Kleinjan dari East West Center Hawai (dalam Cangara, 2003: 1), komunikasi merupakan bagian kekal dalam kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi.

Beberapa pakar juga menilai bahwa komunikasi adalah kebutuhan yang fundamental bagi seseorang dalam bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebut komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tak dapat dipisahkan. Tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud di sini menunjuk pada suatu hasil atau akibat yang diinginkan oleh pelaku komunikasi.

Secara umum akibat atau hasil komukasi ini dapat mencakup tiga aspek sebagai berikut.
1. Aspek kognitif, menyangkut kesadaran dan pengetahuan. Misalnya menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu dan kenal.2. Aspek afektif, menyangkut sikap atau perasaan/emosi. Misalnya sikap setuju/tidak setuju, perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan menyukai.3. Aspek konatif, menyangkut perilaku/tindakan. Misalnya berbuat seperti apa yang disarankan atau berbuat sesuatu tidak seperti apa yang disarankan (menentang).

Additional information

Weight 300 g